Jumat, 04 Maret 2022




 SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat Ä, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).


A. Perencanaan Sistem (Systems Planning)

Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi :

• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.

• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.

• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.

• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.

• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.


B. Analisis Sistem (Systems Analysis)

Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:

• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.

• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.

• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.

• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.

• Mendefinisikan kebutuhan sistem.


C. Perancangan Sistem (Systems Design)

Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:

• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.

• Menganalisa data dan membuat skema database.

• Merancang user interface.


D. Implementasi Sistem (Systems Implementation)

Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.

Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

• Pembuatan database sesuai skema rancangan.

• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.

• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).


E. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)

Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.


1.      Waterfall Model


(+) Kelebihan:


·      Mudah diterapkan atau diaplikasikan.

·      Memberikan model tentang analisis, desain, coding, testing, dan maintenance.

·      Cocok digunakan untuk produk-produk software yang kebutuhannya sudah jelas dari awal, sehingga minim kesalahan.

·      Cocok digunakan untuk produk software berskala kecil.


(-) Kekurangan:


·     Waterfall model bersifat kaku sehingga penanganan perubahan software pada saat program sedang berlangsung menjadi lebih sulit.

·     Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahapan yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahapan awal proses.

·     Customer harus bersabar untuk menanti produk selesai, karena produk dikerjakan secara tahap per tahap, menyelesaikan tahap awal baru bisa menuju tahap selanjutnya.

·      Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung team work yang sedang membuat produk.

·      Adanya waktu menganggur bagi para pengembang, karena harus menunggu anggota team proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.

·      Semua kebutuhan sudah terdefinisi sejak awal dan software yang diberikan adalah versi terakhir dari setiap tahap.



Nama             : M HENDRO JUNAWARKO

NPM               : 18312215

Kelas               : IF GAB EKS 2

Fakultas         : http://ftik.teknokrat.ac.id/

Universitas     : https://teknokrat.ac.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar